1. Alasan Membentuk TIM KERJA
Ada
sejumlah alasan mengapa seseorang mau bergabung dalam kelompok, diantaranya :
a) Rasa aman.
b) Status dan harga
diri.
c) Interaksi dan
afiliasi.
d) Pencapaian tujuan.
e) Kekuasaan.
2. Tahap Pembentukan TIM KERJA
Pembentukan
kelompok pada dasarnya merupakan suatu rangkaian proses yang dinamis, terdiri
dari beberapa fase yaitu :
Fase ini
merupakan fase awal dimana keadaan ketidakpastian akan tujuan, struktur dan
kepemimpinan kelompok harus dihadapi. Fase ini berakhir pada saat para anggota mulai
berfikir bahwa diri mereka adalah bagian dari sebuah kelompok.
Fase ini
dicirikan oleh adanya konflik intra kelompok. Anggota menerima keberatan
kelompok tetapi menolak pengendalian kelompok oleh individu tertentu. Fase ini
selesai manakala didapatkan hierarki kepemimpinan yang relatif jelas di dalam
kelompok.
Fase ini
menggambarkan adanya perkembangan hubungan dan kelompok menunjukkan adanya
kohesi (kepaduan). Fase ini berakhir dengan adanya struktur kelompok yang
semakin solid dan terjadi perumusan ayang benar dan diterima atas berbagai
harapan serta perilaku kelompok.
Fase ini
memperlihatkan fungsi kelompok berjalan dengan baik dan diterima oleh anggota .
Jadi di sini energi kelompok sudah bergerak dari tahap saling mengenal dan
saling mengerti ke pelaksanaan tugas-tugas yang ada.
Fase ini
merupakan fase terakhir yang ada pada kelompok yang bersifat temporer, yang di
dalamnya tidak lagi berkenaan dengan pelaksanaan tugas-tugas tetapi dengan
berakhirnya rangkaian kegiatan. (Muzakki, Pembentukan Tim Kerja,
2016)
2. A. Pembagian peran
kepemimpinan
Peran pemimpin dalam tim kerja sangatlah penting
karena pemimpinlah yang akan mengatur semua jalannya fungsi tim kerja tersebut. Kepemimpinan seseorang
dalam sebuah organisasi sangat besar perannya dalam setiap pengambilan keputusan,
sehingga membuat
keputusan
dan mengambil tanggung jawab
terhadap
hasilnya
adalah salah satu tugas pemimpin. Sehingga jika seorang pemimpin tidak mampu
membuat keputusan, seharusnya dia
tidak dapat menjadi
pemimpin.
Dilain hal, pengambilan keputusan dalam
tinjauan perilaku mencerminkan
karakter bagi seorang
pemimpin. Oleh sebab itu, untuk mengetahui baik tidaknya keputusan yang diambil bukan hanya dinilai dari konsekuensi yang ditimbulkannya.
Melainkan melalui berbagai pertimbangan dalam prosesnya. Kegiatan
pengambilan keputusan
merupakan salah satu bentuk kepemimpinan,
sehingga:
1. Teori keputusan
meupakan metodologi untuk
menstrukturkan
dan menganalisis
situasi yang
tidak pasti atau berisiko, dalam konteks ini keputusan lebih bersifat perspektif
daripada deskriptif
2. Pengambilan keputusan adalah proses mental dimana seorang manajer memperoleh dan menggunakan data dengan menanyakan hal lainnya, menggeser jawaban untuk menemukan
informasi yang relevan dan menganalisis data; manajer,
secara individual dan
dalam tim, mengatur dan mengawasi
informasi
terutama
informasi bisnisnya
3. Pengambilan keputusan adalah proses memilih di antara alternatif-alternatif tindakan untuk mengatasi masalah.
B.
Keterbukaan
dan saling percaya
Di dalam sebuah tim,
tempat adanya sekelompok orang yang
bekerja, tentunya
mempunyai banyak
perbedaan. Perbedaan tersebut wajar saja,
karena
manusia memang berbeda
antara
yang satu
dengan yang lain. Namun, perbedaan
tersebut jangan
sampai menghalangi
upaya untuk mengembangkan
kelompok/tim.
Dengan menerapkan prinsip-prinsip bekerja dalam satu tim dan saling
terbuka, saling percaya satu sama lain, setidaknya perbedaan yang ada tidak berkembang
menjadi suatu konflik. Namun, diharapkan menjadi
kelebihan yang dapat membantu
suatu kelompok atau
tim
dalam melakukan kegiatannya sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
C.
Komunikasi
Secara sederhana komunikasi
adalah suatu
proses penyampaikan informasi
(pesan,
ide,
gagasan) dari satu
pihak
kepada pihak yang lain. Istilah komunikasi berasal dari kata Latin Communicare atau Communis yang berarti sama atau
menjadikan milik bersama. Kalau kita berkomunikasi dengan orang
lain,
berarti kita berusaha agar apa yang disampaikan kepada orang
lain tersebut menjadi miliknya ataupun
dimengerti/dipahami olehnya. Pada
umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat
dimengerti
oleh
keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan
dengan
menggunakan gerak-gerik
badan,
menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum,
menggelengkan
kepala, mengangkat
bahu.
Jadi berdasarkan pengertian dan tujuan komunikasi, mustahil sebuah tim akan mendapatkan kemengan/keberhasilan atau mencapai tujuan bersama jikalau tidak terjalin komunikasi
yang baik serta dimengerti satu dengan yang lainnya. Karena
komunikasi bukan lagi menjadi pilihan,
tetapi sudah menjadi kebutuhan. Tanpa komunikasi yang baik, maka
sebuah tim akan mudah
berprasangka dan terpancing
dalam permusuhan dan hancur. Namun dengan komunikasi yang baik maka sebuah
tim akan bekerja bersama-sama
untuk mencapai tujuan.
SHARE
No comments:
Post a Comment